Sunday 13 July 2014

Tugas Kesehatan Mental



Mengarahkan perubahan diri
1.     Meningkatan kontrol diri
·       Pengendalian diri sebagai perilaku yang dipelajari
Perilaku disini tidak hanya merujuk untuk perilaku terbuka tetapi untuk semua proses internal dan eksternal dan kegiatan yang dapat diamati dan diukur. Titik utama Skinner adalah perilaku yang terdiri dari kemampuan kita untuk mengendalikan diri dapat dimodifikasi oleh prinsip yang sama seperti perilaku lain. Perilaku mengendalikan diri terutama dipelajari dan dengan demikian lebih rentan terhadap perubahan.
·         Kesadaran akan pengaruh lingkungan
Orang-orang yang bergantung pada prinsip-prinsp modifikasi perilaku stres perlu juga “outsight” atau kesadaran dan penguasaan pengaruh eksternal perilaku.
·         Mengubah isyarat dan konsekuensi dari perilaku.
Dua jenis variabel pengendalian atau pengaruh sangat penting untuk perilaku, yaitu  isyarat yang memicu perilaku dan konsekuensi yang mengikutinya. Beberapa syarat di sekeliling kita atau di dalam diri kita dapat memicu apa yang kita katakan dan kita lakukan dan seringkari kita hanya samar-samar dalam menyadari ini. Seringkali konsekuensi dari perilaku kita mengerahkan pengaruh yang lebih pada apa yang kita lakukan.

2.       Menetapkan tujuan
·         Mendefinisikan perilaku sasaran Anda
Sangat penting untuk menentukan target perilaku dalam hal perilaku. Kita ingin mengurangi atau menghilangkan masalah perilaku (perilaku negatif) dan meningkatkan perilaku yang positif.
·         Menetapkan tujuan yang dapat dicapai
Membuat program perbaikan diri untuk memilih tujuan yang terlalu ambisius atau tidak realistis.

3.     Pencatatan perilaku
Setelah kamu menetapkan tujuan, penting untuk memperhatikan perilakumu sekarang sebagai basis (landasan) untuk mengukur progresnya nanti. Ada tiga cara untuk mencatat, yang pertama itu frequency count (menghitung seberapa seringnya) contohnya itu menghitung jumlah kalori yang kita konsumsi atau berapa kali kamu berbicara dalam kelas. Yang kedua measure of the duration or amount of time invested in the behavior (mengukur durasi atau waktu ketika melakukan perilaku), teknik ini lebih sulit, tapi lebih pantas ketika perilaku tidak dapat dengan mudah dipecah menjadi peristiwa yang terpisah. Contohnya seperti berapa lama tidur, belajar, dan bekerja. Yang ketiga adalah counting the products of the behavior (menghitung hasil dari perilaku) seperti ruangan yang bersih, tugas yang sudah selesai dan uang yang diperoleh.

4.     Menyaring antisenden perilaku
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, banyak perilaku terjadi karenakan rentetan peristiwa (chain behavior). Seperti merokok, itu cenderung sering terjadi ketika individu gugup, bosan dll. Kondisi ini disebut antisenden. Ketika tujuan kamu adalah menghilangkan perilaku yang tidak dinginkan, strategi terbaik adalah dengan mengurangi antisenden tersebut. Dan ketika kamu mencoba untuk menetapkan perilaku yang dinginkan sebaiknya kamu membuat/membangun antisenden dan asosiasi yang memicu perilaku yang diinginkan tersebut.

5.     Menyusun konsekuensi yang efektif
Setelah kamu mulai mengontrol beberapa kondisi yang memicu target perilakumu, kamu siap untuk lebih memperhatikan konsekuensi dari perilakumu.
Kita tidak memberi imbalan kepada diri kita sendiri dengan reinforcers (penguat) sampai kita bisa melihatkan target perilaku yang ingin kita kuatkan. Reinforcers itu sendiri adalah apapun yang memperkuat perilaku. Ada dua macam reiforcers yang pertama positive reinforcment syang memperkuat perilaku yang diberikan langsung. Yang kedua negative reiforcement terdiri dari mengurangi atau menghilangkan stimulus yang tidak menyenangkan seperti cemas.
Memilih reinforcer adalah tindakan yang sangat pribadi. Pada dasarnya, reinforcer yang efektif harus memiliki beberapa kriteria. Yang pertama harus sesuatu yang menguatkan untuk kamu. Yang kedua apakah reinforcer itu mudah dikendalikan. Yang ketiga adalah reiforcer itu harus kuat.

6.     Menerapkan perencanaan yang efektif
Pada poin ini kamu sudah siap untuk menetapkan keseluruhan rencanamu ke tindakan. Tapi, sebelum kamu memulai, penelitian sudah menunjukkan bahwa kamu harus berhati-hati kepada dua hal: persetujuan dengan dirimu tentang tujuanmu dan reinforcers yang kamu gunakan. Dengan tujuan untuk mempunyai pertujuan yang jelas dengan dirimu sendiri tentang apa yang hendak kamu selesaikan, kamu harus membuat self-contract. Yang didalamnya harus terdapat:
a. Penjelasan yang jelas tentang terget perilaku ang hendak di capai, termasuk batas waktu programmu.
b. Reinforcers yang akan kamu gunakan, bersamaan dengan jadwal digunakannya.
c. Klausa bonus untuk tambahan positive reinforcement jika kamu melampaui batas minimal kontrakmu.
d.  Klausa pinalti jika kamu tidak memenuhi kontrakmu dalam waktu yang sudah ditentukan.
e.  Cara-cara yang akan anda gunakan untuk mencatat perilaku anda.
f.   Saksi mata, minimal satu orang, terutama jika mereka membantumu.
idealnya adalah kamu menggunakan reinforcers segera setelah kamu melakukan perilaku yang kamu inginkan.

7.       Evaluasi
Akan ada hari yang baik dan buruk ketika melakukan self-impovement (perbaikan diri sendiri). Sering sekali orang-orang cenderung meremehkan peningkatan mereka dikarenakan tidak secepat yang mereka inginkan. Beberapa perubahan dalam perilaku terjadi secara berangsur-angsur dan memerlukan kesabaran yang besar. Ketika peningkatan mereka megecewakan, ada beberapa hal yang menjadi kesalahan. Yang paling sering dikarenakan kekurangan sasaran perilaku yang di tetapkan, kesalahan dalam catatan, atau gagal dalam menggunakan reinforcement dengan benar. Problem pertama biasanya terdiri dari target perilakunya terlalu biasa. Yang kedua adalah ketika melakukan renforcement. Tidak membuat reinforcement kontigan pada perilaku anda, yang pada dasarnya adalah kecurangan pada diri anda.

Banyak orang yang sukses dalam upaya meningkatkan perubahan diri sering mencapain pada poin dimana mereka berhenti mengikuti program mereka. Beberapa bulan setelah menyelesaikan program self-modification, banyak siswa yang malu mengebai tidak lagi menyimpan catatan atau menggunakan renforcers. Tapi, mereka juga tidak terganggu oleh problem perilaku mereka.

Ide yang bagus untuk menghapus program anda secara sengaja dan bertahap. Daripada tiba-tiba berhenti dari catatan atau renforcers anda, anda seharusnya beralih dengan cara mengurangi sedikit demi sedikit reinfocementnya.

Sukses dalam mencapai kontrol diri yang baik adalah persoalan yang relatif. Mereka yang sudah mencapai tujuan mereka cenderung untuk mendukung lebih baru, lebih ambisus. Namun, individu yang belum sukses bisa belajar dari kesalahannya.

8.     Studi kasus
Contohnya, mengenai kebiasaan buruk merokok yang berawal dari penasaran atau coba-coba kemudia menjadi ketergantungan merokok. Orang yang perokok mengetahui dampak atau bahaya dari menghisap rokok, tetapi mereka tetap saja tidak berhenti merokok. Dalam mengubah suatu hal yang negatif, kita harus menambahkan sesuatu juga yang positif atau sebagai pengganti atau penyemangat agar hal yang negatif tersebut dapat di ubah. Contoh, Andi adalah remaja yang masih mencari jati diri, sehingga ia sangat gampang sekali terpengaruh atau ikut arus pergaulan yang tidak baik, ia seorang perokok berat di usianya yang masih 24 tahun. Awal mulanya ia merokok karena penasaran dan di pengaruhi oleh temannya sehingga sekarang ia menjadi terbiasa merokok, pada saat tidak ada kegiatan, bahkan dalam sehari ia harus merokok. Ia pun akhirnya sadar akan bahaya merokok dan ia ingin menjaga kesehatannya, karena ia mempunyai pengalaman buruk, yaitu ayah ia meninggal karena komplikasi paru-paru yang di akibatkan juga karena perokok berat. Atas kejadia tersebut membuat Andi merubah pikirannya, sehingga seketika ia tidak mau lagi merokok. Karena kisah sedih yang ditinggalkan ayahnya membuat ia terpukul dan menjadikan acuan bahwa ia harus berhenti merokok demi kesehatannya dan juga demi orang-orang yang berada di dekatnya.

Dari contoh diatas dapat dianalisa, seorang perokok berat dapat merubah kebiasaan negatifnya, mesti ada pengakuan dari dirinya bahwa itu merupakan tindakan yang salah dan harus ada dorongan yang dapat merubah kebiasaannya negatifnya. Ia harus dapat mengontrol dirinya sendiri, harus dapat pikir panjang dan bertindak lebih menguntungkan dirinya atau kesehatannya.

Wednesday 2 July 2014

Tugas Kesehatan Mental



Pernikahan adalah perjalanan yang harus kita lalui dengan berbagai pilihan dan konsekuensi. Pernikahan adalah panggilan untuk bersahabat. Pernikahan adalah panggilan untuk menderita. Pernikahan adalah panggilan untuk saling berbagi dan member. Pernikahan adalah proses pemurnian, suatu kesempatan untuk dibentuk Allah menjadi pribadi yang dikehendakiNya. 

Kisah Pernikahan dari sepasang suami istri yang sudah menjalani bahtrah rumah tangga selama 9 tahun, dan mereka sudah diperoleh satu seorang anak laki-laki yang berusia 6 tahun. Bagi mereka, pernikahan itu adalah komitmen yang tertinggi yang dimiliki, dan merupakan tanggung jawab yang besar dalam memutuskan untuk berumah-tangga. Walaupun mereka baru berusia 9 tahun dalam pernikahan mereka, tetapi mereka bangga atas komitmen yang masih berjalan dan akan terus berjalan sampai maut memisahkan mereka, seperti janji pernikahan yang telah mereka ucapkan pada saat sacral pernikahan. Setiap hari yang mereka selalu belajar menjadi pasangan yang terbaik buat pasangannya, mereka tahu bahwa manusia diciptakan tidak ada yang sempurna, dan pasti dari setiap pasangan memiliki kekurangan dan kelebihan, tetapi dari itu semua mereka belajar untuk saling melengkapi agar dapat menjadi keluarga yang satu. 

Banyak rintangan yang mereka hadapi, ketika permulaan dalam mengarungi pernikahan mereka, terkadang mereka bertengkar, berbeda pendapat atau keputusan, berbeda karakter yang masih harus di satukan, tetapi itu semua adalah proses, dan bahkan sampai saat ini pun mereka mengatakan bahwa mereka masih menjalani proses. Mereka mengatakan sampai sejauh ini, pernikahan yang sudah berusia 9 tahun, mereka selalu saling mengasihi antara pasangan, itu merupakan kunci dalam pernikahan, kemudian hidup saling menerima pasangan hidupnya dengan segala kelemahan dan kelebihannya, kegagalan dan keberhasilan, serta dalam sakit dan sehat, dan hidup saling mengampuni/memaafkan. Sebuah kejujuran dan komunikasi yang baik dalam pernikahan merupakan hal yang penting dan harus menjadi polar dalam pernikahan. Saling berbagi atau bercerita mengenai apa saja, seperti bertukar pikiran merupakan kegiatan yang sangat mereka sukai, karena dari situlah mereka bisa saling melengkapi dan berbagi, dan selalu luangkanlah kegiatan berdua, seperti liburan bersama.