Tuesday, 21 April 2015

Terapi Psikoanalisis

Sigmund Freud adalah salah satu tokoh pencetus teori Psikoanalisa. Psikoanalisis merupakan penemuan yang berdampak pada perkembangan psikologi. Psikoanalisa ditemukan dalam usaha untuk menyembuhkan pasien-pasien yang menderita hysteria.

Freud menjelaskan arti istilah psikoanalisis dengan membedakan tiga arti. Pertama istilah psikoanalisis dipakai untuk menunjukkan suatu metode penelitian tehadap proses-proses psikis seperti misalnya mimpi, yang sebelumnya tidak terjangkau oleh penelitian ilmiah. Kedua, istilah ini menunjukkan juga suatu teknik untuk mengobati gangguan-gangguan psikis yang dialami oleh pasien neurosis. Teknik pengobatan ini bertumpu pada metode penelitian tadi. Ketiga, istilah yang sama dipakai pula untuk menunjukkan seluruh pengetahuan psikologis. Freud juga menjelaskan bahwa hidup psikis manusia sebagian besar berlangsung pada taraf tak sadar.


Dalam psikoanalisis terdapat beberapa metode terapi, cara pelaksanaan, keefektifan, kekurangan dan kelebihan dari  metode terapi yang dicetuskan oleh Sigmund Freud, diantara :

1. Metode Asosiasi Bebas
  • Cara pelaksanaan metode terapi ini, pasien harus meninggalkan setiap sikap kritis terhadap fakta-fakta yang disadari, dan mengatakan apa saja yang timbul dalam pemikirannya. Pada metode ini, freud berkeyakinan bahwa hidup psikis sama sekali ditentukan, dalam arti ini bahwa tidak ada suatu pun yang kebetulan atau sembarangan. Oleh karenanya, bila pasien sungguh-sungguh jujur, dengan menyelami arus pemikiran yang bebas dan tak terganggu dengan si ahli psikoanalisis maka dapat menemukan sebab akibat musahab neurosis.
  • Keefektifan metode ini yaitu, seorang peneliti dapat mengetahui semua pengalaman-pengalaman masa lalu yang dialami dengan pasien dengan menganalisa semua perkataan pasien, namun dalam hal ini, peneliti harus lebih jeli dan paham dengan apa yang dikatakan oleh pasien.
  • Pada metode ini terdapat kekurangan-kekurangan yang menimbulkan problem-problem baru. Salah satu yang paling mencolok adalah transferensi. Dalam proses transferensi si pasien menghayati kembali perasaan-perasaan dari masa kanak-kanak dan mengarahkan perasaan-perasaan ini kepada dokternya. Perasaan ini bisa bersifat  positif ataupun negatif.
2. Metode Tentang Mimpi

Mimpi merupakan suatu tema yang penting sekali bagi freud. Penafsiran atas mimpi merupakan sesuatu yang penuh dengan informasi historis dan kaya akan analisis-analisis klinis yang menarik.Cara metode ini, dengan menyelidiki apa saja yang menyibukkan subjek pada hari sebelumnya. Peneliti memerintahkan subjek untuk beristirahat dari segala aktivitas-aktivitasnya, psikis maupun fisis, dan harus mencapai taraf normal. Dalam keadaan seperti ini represi akan menjadi kendor dan memudahkan masuk dalam kesadaran.

  • Cara metode ini, dengan menyelidiki apa saja yang menyibukkan subjek pada hari sebelumnya. Peneliti memerintahkan subjek untuk beristirahat dari segala aktivitas-aktivitasnya, psikis maupun fisis, dan harus mencapai taraf normal. Dalam keadaan seperti ini represi akan menjadi kendor dan memudahkan masuk dalam kesadaran.
  • Keefektifan pada metode menafsirkan mimpi, orang harus menelusuri proses terbentuknya mimpi dalam arah yang berlawanan. Dengan bertolak dari isi yang terang. Orang harus kembali ke pikiran-pikiran tersembunyi yang telah didistori oleh sensor. Setelah melewati berbagai didistori, akhirnya orang dapat memperlihatkan keinginan yang direpresi. Tetapi tidak boleh dilupakan bahwa juga sesudah penafsiran, mimpi tetap merupakan suatu produk ketidaksadaran dan harus diperlakukan demikian.
  • Kelebihan metode ini bagi freud, analisis mimpi membawa banyak keuntungan. Pertama-tama analisis itu dapat meneguhkan hipotesisnya tentang susunan dan berfungsinya hidup psikis. Lalu melalui hasil studinya tentang mimpi, ia mencapai kemajuan besar dibidang pengobatan neurosis, antara lain karena lewat mimpi ia dapat membongkar ingatan dari masa lampau yang tidak mungkin ditemukan lagi dengan cara.
3. Interpretasi Mimpi

Interpretasi mimpi merupakan penafsiran atau makna dari apa yang kita mimpikan. Pada zaman kuno, mimpi selalu dikaitkan dengan dunia supranatural. Artinya dewa-dewa dan setanlah yang muncul dalam mimpi. Mimpi yang indah dan membahagiakan  memberikan arti sebagai kehadiran dewa atau Tuhan, sedangkan mimpi yang buruk menakutkan dianggap merupakan kehadiran setan saat manusia tidur.  Penafsiran atau interpratasi atas mimpi semakin berkembang. Menurut freud mimpi merupakan penghubung antara kondisi bangun dan tidur. Dimana mimpi adalah ekspresi yang terdistorsi atau yang sebenarnya dari keinginan-keinginannya yang terlarang diungkapkan dalam keadaan terjaga. Freud menginterpretasikan mimpi dengan metode subjektif spekulatif. Dalam interpretasinya freud lebih mengaitkan dengan tema-tema seksual dengan melambangkan simbol-simbol tersebut dengan objek dan aktivitas seksual. Pada perkembangannnya, interpretasi atau penafsiran mimpi seakan-akan berkembang berhubungan dengan kondisi, kebiasaan, dan kebudayaan masyarakat.

4. Analisis Resistensi

Resistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tidak disadari. Selama asosiasi bebas dan analisa mimpi, klien dapat menunjukkan ketidaksediaan untuk menghubungkan pikiran, perasaan dan pengalaman tertentu. Freud memandang resistensi sebagai dinamika tak sadar yang digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang tidak bisa dibiarkan yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas perasaan yang direpres.

5. Analisis Transfaransi

Resistensi dan transfaransi merupakan dua hal inti dalam terapi psikoanalisis. Transfaransi dalam keadaan normal adalah pemindahan emosi dari orangtua kepada terapis. Dalam keadaan neurosis, merupakan pemuasan libido klien yang diperoleh melalui mekanisme pengganti atau lewat kasih sayang yang melekat dan kasih sayang pengganti. Dengan car ini, maka diharapkan klien dapat menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi dan memungkinkan klien mampu memperoleh pemahaman atas sifat-sifat dari fiksasi-fiksasi, konflik-konflik, serta mengatakan kepada klien suatu pemahaman mengenai pengaruh masa lalu terhadap kehidupannya saat ini.


Sumber.

Gerald, Corey. (2005). Theory and Practice of Counseling and Psychoterapy. Thompson learning: USA.
Palmer, Stephen. (2011). Konseling Psikoterapi diterjemahkan dari Introduction to Counselling and Psychotherapy. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
https://ermafpsi2010.wordpress.com/2013/03/23/terapi-psikoanalisa-sigmund-freud/


No comments:

Post a Comment