Mengarahkan perubahan diri
1. Meningkatan kontrol diri
· Pengendalian diri sebagai perilaku
yang dipelajari
Perilaku
disini tidak hanya merujuk untuk perilaku terbuka tetapi untuk semua proses
internal dan eksternal dan kegiatan yang dapat diamati dan diukur. Titik utama
Skinner adalah perilaku yang terdiri dari kemampuan kita untuk mengendalikan
diri dapat dimodifikasi oleh prinsip yang sama seperti perilaku lain. Perilaku
mengendalikan diri terutama dipelajari dan dengan demikian lebih rentan
terhadap perubahan.
·
Kesadaran akan pengaruh lingkungan
Orang-orang
yang bergantung pada prinsip-prinsp modifikasi perilaku stres perlu juga
“outsight” atau kesadaran dan penguasaan pengaruh eksternal perilaku.
·
Mengubah isyarat dan konsekuensi
dari perilaku.
Dua jenis
variabel pengendalian atau pengaruh sangat penting untuk perilaku, yaitu isyarat yang memicu perilaku dan konsekuensi
yang mengikutinya. Beberapa syarat di sekeliling kita atau di dalam diri kita
dapat memicu apa yang kita katakan dan kita lakukan dan seringkari kita hanya
samar-samar dalam menyadari ini. Seringkali konsekuensi dari perilaku kita
mengerahkan pengaruh yang lebih pada apa yang kita lakukan.
2. Menetapkan tujuan
·
Mendefinisikan perilaku sasaran
Anda
Sangat
penting untuk menentukan target perilaku dalam hal perilaku. Kita ingin
mengurangi atau menghilangkan masalah perilaku (perilaku negatif) dan
meningkatkan perilaku yang positif.
·
Menetapkan tujuan yang dapat
dicapai
Membuat
program perbaikan diri untuk memilih tujuan yang terlalu ambisius atau tidak
realistis.
3. Pencatatan perilaku
Setelah kamu menetapkan tujuan, penting untuk
memperhatikan perilakumu sekarang sebagai basis (landasan) untuk mengukur
progresnya nanti. Ada tiga cara untuk mencatat, yang pertama itu frequency
count (menghitung seberapa seringnya) contohnya itu menghitung jumlah kalori
yang kita konsumsi atau berapa kali kamu berbicara dalam kelas. Yang kedua
measure of the duration or amount of time invested in the behavior (mengukur
durasi atau waktu ketika melakukan perilaku), teknik ini lebih sulit, tapi
lebih pantas ketika perilaku tidak dapat dengan mudah dipecah menjadi peristiwa
yang terpisah. Contohnya seperti berapa lama tidur, belajar, dan bekerja. Yang
ketiga adalah counting the products of the behavior (menghitung hasil dari perilaku)
seperti ruangan yang bersih, tugas yang sudah selesai dan uang yang diperoleh.
4. Menyaring antisenden perilaku
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, banyak
perilaku terjadi karenakan rentetan peristiwa (chain behavior). Seperti
merokok, itu cenderung sering terjadi ketika individu gugup, bosan dll. Kondisi
ini disebut antisenden. Ketika tujuan kamu adalah menghilangkan perilaku yang
tidak dinginkan, strategi terbaik adalah dengan mengurangi antisenden tersebut.
Dan ketika kamu mencoba untuk menetapkan perilaku yang dinginkan sebaiknya kamu
membuat/membangun antisenden dan asosiasi yang memicu perilaku yang diinginkan
tersebut.
5. Menyusun konsekuensi yang
efektif
Setelah kamu mulai mengontrol beberapa kondisi
yang memicu target perilakumu, kamu siap untuk lebih memperhatikan konsekuensi
dari perilakumu.
Kita tidak memberi imbalan kepada diri kita
sendiri dengan reinforcers (penguat) sampai kita bisa melihatkan target
perilaku yang ingin kita kuatkan. Reinforcers itu sendiri adalah apapun yang memperkuat
perilaku. Ada dua macam reiforcers yang pertama positive reinforcment syang
memperkuat perilaku yang diberikan langsung. Yang kedua negative reiforcement
terdiri dari mengurangi atau menghilangkan stimulus yang tidak menyenangkan
seperti cemas.
Memilih reinforcer adalah tindakan yang sangat
pribadi. Pada dasarnya, reinforcer yang efektif harus memiliki beberapa
kriteria. Yang pertama harus sesuatu yang menguatkan untuk kamu. Yang kedua
apakah reinforcer itu mudah dikendalikan. Yang ketiga adalah reiforcer itu
harus kuat.
6. Menerapkan perencanaan yang
efektif
Pada poin ini kamu sudah siap untuk menetapkan
keseluruhan rencanamu ke tindakan. Tapi, sebelum kamu memulai, penelitian sudah
menunjukkan bahwa kamu harus berhati-hati kepada dua hal: persetujuan dengan
dirimu tentang tujuanmu dan reinforcers yang kamu gunakan. Dengan tujuan untuk
mempunyai pertujuan yang jelas dengan dirimu sendiri tentang apa yang hendak
kamu selesaikan, kamu harus membuat self-contract. Yang didalamnya harus
terdapat:
a. Penjelasan yang jelas tentang terget perilaku ang hendak di capai,
termasuk batas waktu programmu.
b. Reinforcers yang akan kamu gunakan, bersamaan dengan jadwal
digunakannya.
c. Klausa bonus untuk tambahan positive reinforcement jika kamu melampaui
batas minimal kontrakmu.
d. Klausa pinalti jika kamu tidak memenuhi kontrakmu dalam waktu yang
sudah ditentukan.
e. Cara-cara yang akan anda gunakan untuk mencatat perilaku anda.
f. Saksi mata, minimal satu orang,
terutama jika mereka membantumu.
idealnya adalah kamu menggunakan reinforcers
segera setelah kamu melakukan perilaku yang kamu inginkan.
7. Evaluasi
Akan ada hari yang baik dan buruk ketika
melakukan self-impovement (perbaikan diri sendiri). Sering sekali orang-orang
cenderung meremehkan peningkatan mereka dikarenakan tidak secepat yang mereka
inginkan. Beberapa perubahan dalam perilaku terjadi secara berangsur-angsur dan
memerlukan kesabaran yang besar. Ketika peningkatan mereka megecewakan, ada
beberapa hal yang menjadi kesalahan. Yang paling sering dikarenakan kekurangan sasaran
perilaku yang di tetapkan, kesalahan dalam catatan, atau gagal dalam
menggunakan reinforcement dengan benar. Problem pertama biasanya terdiri dari
target perilakunya terlalu biasa. Yang kedua adalah ketika melakukan
renforcement. Tidak membuat reinforcement kontigan pada perilaku anda, yang
pada dasarnya adalah kecurangan pada diri anda.
Banyak orang yang sukses dalam upaya
meningkatkan perubahan diri sering mencapain pada poin dimana mereka berhenti
mengikuti program mereka. Beberapa bulan setelah menyelesaikan program
self-modification, banyak siswa yang malu mengebai tidak lagi menyimpan catatan
atau menggunakan renforcers. Tapi, mereka juga tidak terganggu oleh problem
perilaku mereka.
Ide yang bagus untuk menghapus program anda
secara sengaja dan bertahap. Daripada tiba-tiba berhenti dari catatan atau
renforcers anda, anda seharusnya beralih dengan cara mengurangi sedikit demi
sedikit reinfocementnya.
Sukses dalam mencapai kontrol diri yang baik
adalah persoalan yang relatif. Mereka yang sudah mencapai tujuan mereka
cenderung untuk mendukung lebih baru, lebih ambisus. Namun, individu yang belum
sukses bisa belajar dari kesalahannya.
8. Studi kasus
Contohnya, mengenai kebiasaan buruk merokok yang berawal
dari penasaran atau coba-coba kemudia menjadi ketergantungan merokok. Orang
yang perokok mengetahui dampak atau bahaya dari menghisap rokok, tetapi mereka
tetap saja tidak berhenti merokok. Dalam mengubah suatu hal yang negatif, kita
harus menambahkan sesuatu juga yang positif atau sebagai pengganti atau
penyemangat agar hal yang negatif tersebut dapat di ubah. Contoh, Andi adalah
remaja yang masih mencari jati diri, sehingga ia sangat gampang sekali
terpengaruh atau ikut arus pergaulan yang tidak baik, ia seorang perokok berat
di usianya yang masih 24 tahun. Awal mulanya ia merokok karena penasaran dan di
pengaruhi oleh temannya sehingga sekarang ia menjadi terbiasa merokok, pada
saat tidak ada kegiatan, bahkan dalam sehari ia harus merokok. Ia pun akhirnya
sadar akan bahaya merokok dan ia ingin menjaga kesehatannya, karena ia
mempunyai pengalaman buruk, yaitu ayah ia meninggal karena komplikasi paru-paru
yang di akibatkan juga karena perokok berat. Atas kejadia tersebut membuat Andi
merubah pikirannya, sehingga seketika ia tidak mau lagi merokok. Karena kisah
sedih yang ditinggalkan ayahnya membuat ia terpukul dan menjadikan acuan bahwa
ia harus berhenti merokok demi kesehatannya dan juga demi orang-orang yang
berada di dekatnya.
Dari contoh diatas dapat dianalisa, seorang
perokok berat dapat merubah kebiasaan negatifnya, mesti ada pengakuan dari
dirinya bahwa itu merupakan tindakan yang salah dan harus ada dorongan yang
dapat merubah kebiasaannya negatifnya. Ia harus dapat mengontrol dirinya
sendiri, harus dapat pikir panjang dan bertindak lebih menguntungkan dirinya
atau kesehatannya.
No comments:
Post a Comment