Pengertian
dan Tujuan
Anne Anastasi (1976) mengatakan
bahwa tes pada dasarnya adalah suatu pengukuran yang obyektif dan standar
terhadap sampel perilaku. Brown (1976) mengatakan bahwa tes adalah suatu
prosedur yang sistematis guna mengukur sample perilaku seseorang. Namun Brown
menganggap bahwa ciri sistematis tersebut telah mencakup pengertian obyektif,
standar, dan syarat-syarat kualitas lainnya.
Definisi yang lebih lengkap dapat
dikutipkan langsung dari pendapat Cronbach yang dikemukakan dalam bukunya
Essentials of psychological Testing, yaitu: “….a systematic procedure for
observing a person’s behavior and describing it with the aid of a numerical
scale or a category system” (Cronbach, 1970).
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Psikotes adalah prosedur pemeriksaan yang telah mengalami pembakuan,
yang dimaksudkan untuk menyelidiki dan menetapkan sifat-sifat psikis khusus
individu; pengujian mental.
Psikotes adalah tes yang dilakukan
untuk mengukur aspek individu secara psikis. Tes ini dapat berbentuk tertulis,
proyektif, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur
fungsi atau kemampuan kognitif dan emosional seseorang. Tujuan dari
dilaksanakannya tes ini adalah untuk mengukur berbagai kemungkinan atas bermacam
kemampuan orang secara mental dan faktor-faktor yang mendukungnya, termasuk
prestasi dan kemampuan, kepribadian, dan intelegensi. Jadi, psikotes adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui gambaran seseorang mulai
dari kemampuan kognitifnya, kondisi emosinya, kecenderungan-kecenderungan sikap
dan hal-hal yang mempengaruhi kecenderungan tersebut. Dalam psikotes, kemampuan
yang diukur tidak melulu terkait dengan IQ seseorang. Selain tes IQ ada juga
tes kepribadian, dan wawancara. Dari integrasi tes-tes tersebut, maka akan
diperoleh gambaran mengenai orang yang di tes yang kemudian disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan.
Dampak
Positif & Negatif Tes Psikologi Online.
Positif :
·
Efisien dan efektif. Dapat mempermudah
pekerjaan psikolog dalam menskoring hasil tes dengan adanya software untuk
skoring hasil tes yang bersangkutan dan hemat waktu (dapat diselesaikan dalam
waktu yang relatif singkat).
·
Dapat melakukan wawancara melalui video
call, jika interviewee (orang yang diwawancara) dan interviewer (orang yang
mewawancarai) tidak dapat bertatap muka/bertemu secara langsung.
·
Dapat melakukan tes psikologi secara
klasikal dengan software khusus alat tes psikologi yang biasanya digunakan oleh
perusahaan-perusahaan tertentu.
·
Dapat menerima surat lamaran/curriculum
vitae (CV) dengan adanya email.
·
Dapat dilakukan pertukaran database
pelamar dengan perusahaan lain
Negatif
:
·
Individu akan mengalami resistansi
(kebal) atau sudah mengetahui materi tes sehingga mengerjakan tes tidak sebagai
dirinya sendiri melainkan menampilkan sisi-sisi baik yang dapat membuat hasil
tes terlihat baik.
·
Dalam melakukan wawancara secara online,
dikhawatirkan individu tidak menampilkan dirinya secara benar, yaitu individu
yang diwawancara disorot dengan webcam tetapi yang mengetik jawaban adalah
orang lain. Ataupun jika melalui suara, dikhawatirkan akan adanya gangguan atau
tidak lancarnya jaringan sehingga video maupun suara yang ada akan patah-patah
(jaringan lemot), yang mengakibatkan terganggunya proses wawancara.
·
Banyaknya informasi yang diterima sering
kali membuat kita kesulitan dalam memilah prioritas dan menentukan kebenaran
informasi tersebut. Bahkan tidak jarang orang percaya begitu saja terhadap
informasi yang diterimanya, tanpa terlebih dahulu menyelidiki kebenaran dari
informasi yang dia terima (Dewin, 2010). Dalam hal ini, misalnya lamaran yang
diterima melalui email.
·
Dengan adanya programmer yang dapat
membuat software skoring alat tes psikologi, membuat programmer tersebut dapat
melakukan pekerjaan orang-orang psikologi dalam hal skoring hasil.
Daftar Pustaka
No comments:
Post a Comment